Pegawai kekaisaran yang menjadi pekerja di belakang layar untuk memenuhi semua kebutuhan istana |
Raja atau kaisar selalu memiliki lawan politik yang secara diam-diam iri dengan kekuasaannya dan mengharapkannya lenyap. karena itu ancaman dan potensi kecurangan pihak lawan selalu ada dalam pikiran penguasa, baik yang berasal dari luar ataupun dari dalam keluarganya sendiri. mereka yang berhati-hati akan selalu mengkhawatirkan adanya racun pada setiap makanan dan minuman yang disiapkan untuknya.
Sebagai solusi beberapa prosedur dijalankan seperti keharusan bagi juru masak untuk memakan masakannya sebelum disajikan kepada penguasa. selain untuk mengetes rasa prosedur ini juga berguna sebagai membuktikan tidak adanya racun pada masakan tersebut. tugas tersebut kemudian diberikan kepada rumah tangga ratu karena juru masak tidak memiliki kekuatan politis dan sarat menjadi korban dalam intrik politik kerajaan.
Hal di atas membuat rumah tangga sang ratu bertanggung jawab penuh untuk menyiapkan semua makanan untuk sang raja. ketika makan sang ratu akan lebih dulu mencicipi lauk yang ada di hadapan sang raja sebagai pembuktian bahwa makanan layak dikonsumsi dan yang terpenting bebas dari racun. baru kemudian raja akan minum lalu menikmati hiburan musik, tarian atau ngobrol selama beberapa saat sebelum menyentuh makanan tersebut.
Sultan Ottoman bersama korps Janissaries-nya yang menjadi rumah tangga kesultanan |
Alasannya tidak lain untuk memperhatikan apakah sang ratu tampak normal ataukah ada gejala keracunan makanan. apabila sang ratu terlihat pusing atau pucat maka acara makan tersebut akan dihentikan, lalu akan ada koki yang sangat ketakutan sepanjang malam berharap cemas sang ratu hanya migrain biasa. karena kalau tidak kepalanya bisa copot karena dicurigai berniat jahat.
Hanya para raja yang betul-betul perhatian dengan prosedur makan di atas yang terbebas dari usaha pemberian racun oleh lawan-lawan politiknya. namun praktik ini tidak selalu populer karena membutuhkan sosok ratu yang terpercaya padahal seorang raja lumrah menikah dengan keluarga lawan politik atau bangsa lainnya untuk memelihara kedamaian. akibatnya ratu sekalipun belum tentu bisa dipercaya penuh karena memiliki kepentingan politisnya sendiri.
Selain dari hal di atas banyak juga raja yang tidak tega melihat ratu yang menjadi pasangan hidupnya, ibu dari anak-anaknya menjadi kelinci percobaan setiap kali ada acara santap makan. kebiasaan ini juga tidak praktis karena rombongan ratu harus selalu ikut kemanapun raja harus pergi jauh hanya untuk mengurusi urusan makanan. kebiasaan ini kemudian dirubah, tugas masak diberikan kepada rumah tangga raja yang membentuk dapur kerajaan.
Tidak selalu formal dan kaku, pasangan kerajaan banyak juga yang cair dan penuh kehangatan |
Adanya dapur kerajaan yang menempel pada rumah tangga sang raja mendorong berkembangnya posisi tester makanan profesional atau food taster. mereka adalah individu pilihan yang dapat mendeteksi racun atau hal yang tidak normal pada suatu makanan atau minuman. selain dari memiliki modal kemampuan di atas mereka juga dipilih berdasarkan dari potensi kemungkinan berniat jahat terhadap penguasa.
Hal-hal seperti apakah para taster memiliki hubungan dengan lawan politik, berasal dari keluarga yang pernah dihukum oleh kerajaan, atau latar belakang kehidupannya sampai dengan titik tersebut akan diperiksa oleh biro keamanan. faktor yang tidak ilmiah pun turut menyumbang peran, seperti tanggal kelahiran lalu penerawangan menurut ahli zodiak, dsb-nya. karena menyangkut hidup mati seorang penguasa maka pengecekan akan dilakukan semaksimal mungkin.
Demikian ketat sehingga seorang calon taster bisa gagal hanya karena ia memiliki tahi lalat di area tertentu di wajah yang membuatnya dinilai mudah berbohong oleh ahli baca wajah. kemudian seluruh aspek kehidupan para taster mulai dari gaji, status sosial, kehidupan keluarga dan masa depannya dibuat sangat tergantung dengan diri sang penguasa secara pribadi. andaikata sang kaisar jatuh sakit bukan hanya pekerjaan dan gaji para taster yang dipertaruhkan tapi juga nyawa.
Sebagai profesional para calon taster akan merangkak dari level terbawah sebagai bagian dari anggota dapur kerajaan untuk mempelajari tentang teknik memasak dan dunia kuliner kerajaan secara umum. ia akan mempelajari semua seluk beluk tentang isi dapur luar dan dalam. tempat penyimpanan, tempat cuci, area masak, beserta siapa-siapa yang bertugas dan bertanggung jawab.
Suasana persiapan makanan di dapur kerajaan eropa pada abad pertengahan |
Bagi mereka yang mendapatkan posisi prestisius sebagai taster kerajaan maka pekerjaan dimulai dengan supervisi terhadap bahan makanan yang masuk ke dapur. mereka akan menilai apakah sayur, daging, telur, buah, kecap, saus, bumbu lainnya masih segar dan layak dimasak. hal ini menyangkut tampilan, aroma dan rasa. kemudian ia atau asistennya akan mengawasi proses masak untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Setelah masakan siap barulah mereka sebagai taster melalui ketajaman indera pengecapan dan penciuman yang di atas rata-rata mencicipi masakan tersebut secara langsung. mereka dituntut mampu mendeteksi perbedaan rasa yang paling ringan sekalipun. tidak hanya sebagai pendeteksi racun mereka juga memiliki tugas lain seperti mensensor masakan yang boleh dan tidak boleh dimakan oleh sang raja.
Pemilihan makanan dilakukan berdasarkan dari pedoman yang dibuat oleh dokter kerajaan. misalnya, apabila pagi ini sang penguasa sedang tidak enak perutnya maka makanan yang terlalu asam dan pedas akan ditolak oleh taster yang bertugas agar jangan sampai secara tidak sengaja termakan. mereka menjadi benteng terakhir apabila dapur kerajaan lalai dalam mengikuti petunjuk atau ketika bagian dapur sengaja dibiarkan tidak tahu karena faktor kerahasiaan.
Upacara minum teh yang juga tidak luput dari pengawasan para taster untuk melindungi pribadi kaisar |
Ketika santap makan dimulai para taster akan berdiri di lorong dekat pintu ruangan santap makan lalu mencegat rombongan pelayan pembawa makanan satu per satu. mereka hanya punya waktu beberapa detik untuk melihat, mencium dan mencoba makanan tersebut. seketika itu para taster harus bisa memutuskan apakah makanan tersebut diperbolehkan masuk atau ditolak.
Walaupun makan enak dan bergaji besar serta jaminan hidup dengan status sosial tinggal tetapi hanya yang paling berani yang mau mengambil pekerjaan ini. karena di istana selalu ada intrik politik yang mencoba peruntungan dengan meracuni sang penguasa. hal ini membuat tingkat kematian para taster pada beberapa masa konflik cukup tinggi.
Untuk menghadapi racun para taster mempersenjatai diri dengan sendok atau sumpit yang terbuat dari perak yang dapat mendeteksi beberapa jenis racun melalui perubahan warna. namun lidah dan penciuman mereka adalah senjata yang paling utama. sayangnya lidah adanya di mulut dan racun yang sudah ada di mulut kemungkinan sudah memiliki dosis yang cukup untuk membuat sakit atau membunuh taster naas tersebut.
Pada masa konflik suksesi yang terjadi di beberapa dinasti china dan korea para taster kerajaan memiliki harapan hidup sekitar 3 tahun dalam tugas. selain sebagai bukti bahwa usaha pembunuhan memang selalu nyata, tingginya tingkat kematian tersebut juga terjadi karena para taster bekerja dalam sebuah tim. memang lebih cermat tetapi adanya satu racun akan berakibat fatal bagi semua taster yang bertugas di hari yang sama.
Keluarga kerajaan memiliki etiket tidak formal untuk mencicipi makanan dan minuman sebelum dinikmati sang raja |
Kondisi selalu berubah racun berkembang menjadi jenis yang tidak langsung mematikan. racun jangka panjang diberikan dalam dosis yang jauh lebih kecil sehingga tidak mudah terdeteksi. dibutuhkan waktu beberapa bulan sampai tahunan agar dapat mematikan korbannya. sekilas terlihat gak "ampuh" tetapi justru hebatnya di situ karena jejaknya tidak terlihat. korban tampak seperti sakit-sakitan secara wajar dan tidak meninggal secara mendadak.
Ironisnya racun jenis baru ini justru membuat para taster kerajaan memiliki umur lebih panjang karena mereka tidak bertugas setiap hari dan karenanya terindar dari memakan racun yang sama setiap hari. sehatnya para taster juga menjadi indikasi keliru bahwa sang kaisar kemungkinan jatuh sakit beneran dan bukan karena diracun.
Untungnya racun jenis ini tidak praktis dan sulit dilakukan karena harus terus menerus diberikan sehingga risikonya lebih besar bagi pelaku untuk tertangkap tangan. oleh karena itu racun model "sekali kena langsung KO" masih terus diminati karena hanya membutuhkan satu kali kesempatan atau kelalaian dari bagian dapur untuk bisa masuk ke dalam hidangan sang raja. karena itu tugas dari para taster tidak pernah lepas dari bahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar